AYAM HEWAN Menimbun Daya Penderitaan

Menimbun Daya Penderitaan



AYAM YANG PENUH PENDERITAAN
Terus terang kami sangat prihatin dengan kebiasaan diri kami sendiri dan anak-anak kami yang sangat menyukai daging ayam,
ayam potong terutama. Saya sendiri sudah berusaha seminim mungkin mengkonsumsi daging ayam, tapi anak kami yang pertama masih terlalu sulit untuk di jauhkan dari daging ayam. Untunglah anak kami yang kedua hampir tak pernah kami beri makan daging ayam.
Sebetulnya selain ayam, hewan lain produk peternakan, juga menderita seperti ayam. Peternakan sapi, ikan, baik ikan yang di tangkap dari laut, maupun yang diternak. Cobalah kita ikuti sedikit kisah ayam, yang kami copas dari artikel di internet. 
APA YANG TERJADI PADA AYAM?
Kebanyakan peternakan-peternakan kecil telah digantikan oleh “pabrik peternakan” besar tempat ayam, babi, kalkun, dan sapi diperlakukan seperti mesin alih-alih individu yang hidup dan berperasaan. Sekarang, hampir seluruh daging, telur, dan produk-produk susu yang dijual di supermarket dan restoran berasal dari hewan-hewan  dari peternakan seperti itu. Perusahaan-perusahaan raksasa yang mendapat untung dari pabrik peternakan menghabiskan jutaan untuk menyembunyikan kenyataan melalui gambar-gambar dari hewan-hewan yang hidup dengan damai  di dalam lumbung yang penuh damai. Sayangnya, gambar indah ini tidak lagi mampu menyembunyikan kenyataan yang sesungguhnya.
Kebanyakan ayam dibesarkan dan dibunuh untuk makanan bagi hewan ternak lainnya, akan tetapi tidak ada satu pun hukum federal yang melindungi ayam dari penyiksaan — walau dua-pertiga dari rakyat Amerika berkata mereka akan mendukung hukum seperti itu.
Ayam pedaging yang dibesarkan dan lalu dibunuh untuk dimakan dagingnya, menghabiskan seluruh hidup mereka di dalam kandang-kandang kotor, sarat-amonia bersama puluhan ribu unggas lainnya.  Mereka diberi obat secara teratur dan dibesarkan untuk tumbuh  sangat besar dan sangat cepat sehingga banyak yang menjadi lumpuh akibat berat badan mereka sendiri atau menderita kerusakan organ.
Seorang penulis New York yang mengunjungi sebuah pabrik peternakan ayam menulis, “Saya hampir jatuh ke tanah karena bau yang sangat kuat dari tinja dan amonia. Mata saya terbakar dan juga paru-paru saya, dan saya tidak bisa melihat atau bernapas.”
Banyak ayam menderita penyakit pernapasan kronis, sistem kekebalan yang melemah, dan bronkitis. Menurut sebuah laporan oleh USDA, lebih dari 99 persen bangkai ayam terjangkit bakteri E. coli pada saat mereka mencapai pasar, sebagian besar karena kondisi kotor kandang tempat mereka dibesarkan.
Setelah enam minggu dalam kondisi mengerikan ini, ayam-ayam itu secara kasar dilempar ke dalam kotak-kotak yang ditumpuk-tumpuk di bagian belakang sebuah truk, dan kemudian dipindahkan melewati bermacam cuaca ekstrem ke rumah jagal.
Di rumah jagal, para pekerja dengan kejam mengambil dan menggantung mereka terbalik dengan kaki di atas, dimana mereka dipaksa dibelenggu, merusak banyak dari mereka dalam proses tersebut. Lalu, leher-leher ayam tersebut dipotong, dan mereka diseret melalui tangki-tangki dari air yang sangat panas, sering saat mereka masih sadar.
Ayam-ayam yang dibesarkan untuk telur mereka dikurung, lima sampai 11 pada satu tempat, ke dalam kurungan kawat yang sangat kecil sampai mereka tidak memiliki cukup ruangan untuk merentangkan sayap sekalipun. Sayap dan kaki mereka mengalami cacat akibat tidak digunakan, kaki dan telapak kaki mereka menjadi tidak berbentuk akibat berdiri di atas lantai kandang kawat yang miring. Ujung paruh dari setiap ayam betina yang sensitif dipotong dengan pisau yang panas membara. Dibutuhkan 34 jam untuk menghasilkan hanya satu telur. Setelah sekitar dua tahun pengurungan, mereka dengan kasar ditarik dari kandang-kandang mereka dan dipindahkan untuk dijagal. Tubuh-tubuh mereka sudah menjadi sangat babak belur dan kurus sampai mereka hanya bisa digunakan untuk sup atau makanan hewan.
Anak ayam jantan tidak berharga bagi industri telur karena mereka tidak menghasilkan telur dan karena jenisnya terlalu kecil untuk dibesarkan sebagai pedaging. Industri telur membunuh jutaan anak ayam jantan yang baru lahir setiap tahun dengan mencekik mereka sampai mati di dalam tas-tas atau menjatuhkan mereka hidup-hidup ke dalam mesin giling berkecepatan tinggi.
HEWAN YANG MENAKJUBKAN: AYAM
Penelitian telah membuktikan bahwa ayam lebih cerdas daripada anjing, kucing, dan bahkan sebagian primata. Dalam pengeraman alami, induk ayam mulai mengajari anak-anaknya berbagai panggilan bahkan sebelum mereka menetas — dia berkokok lembut kepada anak-anak ayam itu sambil duduk di atas telur, dan mereka berkicau balik kepadanya dan satu sama lain dari dalam cangkangnya. Sayangnya, anak-anak ayam di peternakan pabrik tidak pernah bertemu induk mereka.
***
Sebetulnya tempat paling utama menyimpan “memori penderitaan” ada di 3 titik. Otak, Hati dan Kelamin. Kalaupun terpaksa kita makan daging dari hewan yang penuh penderitaan, usahakan sebisa mungkin hindari ketiga bagian itu. OTAK – HATI – KELAMIN.
Semoga manfaat..

source : sirnaraga

0 komentar:

Posting Komentar

jika ada yang kurang jelas langsung ajha tanya ke mimin ya.,.,., :) my fb tama ashter soko-tuban

Primbon "mengetahui watak dan karakter seseorang"

PRIMBON™ - Gerbang Dunia Mistik & Alam Gaib

Primbon Jodoh

Numerologi Rahasia Cinta

Nomor Bagua Shuzi