Source : Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Anies Baswedan Ph.D |
|
---|---|
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia ke-26 | |
Petahana | |
Mulai menjabat 27 Oktober 2014 |
|
Presiden | Joko Widodo |
Didahului oleh | Mohammad Nuh |
Rektor Universitas Paramadina ke-2 | |
Petahana | |
Mulai menjabat 15 Mei 2007 |
|
Didahului oleh | Nurcholish Madjid |
Informasi pribadi | |
Lahir | Anies Rasyid Baswedan 7 Mei 1969 Kuningan, Jawa Barat, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Suami/istri | Fery Farhati Ganis |
Relasi | Abdurrahman Baswedan (kakek) |
Anak | Mikail Azizi Ismail Hakim |
Alma mater | Universitas Gadjah Mada University of Maryland, College Park |
Pekerjaan | Akademisi |
Agama | Islam |
Tanda tangan | |
Sosial media | |
Situs web | www.aniesbaswedan.com |
Anies Rasyid Baswedan Ph.D., (lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969; umur 45 tahun[1]) adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ke-26. Ia adalah seorang intelektual dan akademisi asal Indonesia. Cucu dari pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan, ia menginisiasi gerakan Indonesia Mengajar dan menjadi rektor termuda yang pernah dilantik oleh sebuah perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2007, saat menjadi rektor Universitas Paramadina pada usia 38 tahun.
Menjelang pemilihan umum presiden Indonesia 2014, ia ikut mencalonkan diri menjadi calon presiden lewat konvensi Partai Demokrat.
Daftar isi
- 1 Kehidupan awal
- 2 Masa remaja dan kuliah
- 3 Karier
- 3.1 Peneliti Pusat Antar-Universitas Studi Ekonomi UGM
- 3.2 Manajer Riset IPC, Inc, Chicago
- 3.3 Kemitraan Untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan
- 3.4 Direktur Riset Indonesian Institute Center
- 3.5 Rektor Universitas Paramadina
- 3.6 Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar
- 3.7 Peserta Konvensi Capres Partai Demokrat
- 3.8 Penggagas Gerakan TurunTangan
- 3.9 Juru Bicara Pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Jusuf Kalla (JK)
- 3.10 Staf Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK
- 3.11 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2014-2019)
- 4 Pemikiran
- 5 Penghargaan
- 6 Kehidupan pribadi
- 7 Galeri
- 8 Referensi
- 9 Pranala luar
Kehidupan awal
Masa kecil
Anies dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 7 Mei 1969 dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid. Anies mulai mengenyam bangku pendidikan pada usia 5 tahun. Saat itu, ia bersekolah di TK Masjid Syuhada. Menginjak usia enam tahun, Anies masuk ke SD Laboratori, Yogyakarta.[2]Masa remaja dan kuliah
Setelah lulus SD, Anies diterima di SMP Negeri 5 Yogyakarta.[3] Dia bergabung dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah di sekolahnya, dan menduduki jabatan sebagai pengurus bidang humas yang dijuluki sebagai "seksi kematian," karena tugasnya mengabarkan kematian.[4] Anies juga pernah ditunjuk menjadi ketua panitia tutup tahun di SMP-nya.[5]
Kita ditarik dulu ke belakang, sebelum kemudian bisa meloncat dengan jauh.
Anies Baswedan, menggambarkan keterlambatannya lulus SMA karena
mengikuti program pertukaran pelajar ke Amerika.[6]
mengikuti program pertukaran pelajar ke Amerika.[6]
Sekembalinya ke Yogyakarta, Anies mendapat kesempatan berperan di bidang jurnalistik. Ia bergabung dengan program Tanah Merdeka di Televisi Republik Indonesia cabang Yogyakarta, dan mendapat peran sebagai pewawancara tetap tokoh-tokoh nasional.[5]
Masa kuliah
UGM (1989-1995)
Anies diterima masuk di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dia tetap aktif berorganisasi, bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam dan menjadi salah satu anggota Majelis Penyelamat Organisasi HMI UGM.[7]Di fakultasnya, Anies menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa dan ikut membidani kelahiran kembali Senat Mahasiswa UGM setelah pembekuan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dia terpilih menjadi Ketua Senat Universitas pada kongres tahun 1992,[7], dan membuat beberapa gebrakan dalam lembaga kemahasiswaan. Anies membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai lembaga eksekutif memosisikan senat sebagai lembaga legislatif, yang disahkan oleh kongres pada tahun 1993. Masa kepemimpinannya juga ditandai dengan dimulainya gerakan berbasis riset, sebuah tanggapan atas tereksposnya kasus BPPC yang menyangkut putra Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra.[7] Anies turut menginisiasi demonstrasi melawan penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah pada bulan November 1993 di Yogyakarta.[8]
Pada tahun 1993, Anies mendapat beasiswa dari untuk JAL Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas di Sophia University, Tokyo dalam bidang kajian Asia. Beasiswa ini ia dapatkan setelah memenangkan sebuah lomba menulis mengenai lingkungan.[9]
Amerika Serikat (1997-2005)
Setelah lulus kuliah, Anies bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM, sebelum mendapat beasiswa Fulbright dari AMINEF untuk melanjutkan kuliah masternya dalam bidang keamanan internasional dan kebijakan ekonomi di School of Public Affairs, University of Maryland, College Park pada tahun 1997. Ia juga dianugerahi William P. Cole III Fellow di universitasnya, dan lulus pada bulan Desember 1998.[10]Sesaat setelah lulus dari Maryland, Anies kembali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya dalam bidang ilmu politik di Northern Illinois University pada tahun 1999. Dia bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research, Evaluation, and Policy Studies di kampusnya, dan meraih beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow, penghargaan yang hanya diberikan kepada mahasiswa NIU yang berprestasi dalam bidang ilmu politik pada tahun 2004.[5] Disertasinya doktoralnya yang berjudul Regional Autonomy and Patterns of Democracy in Indonesia menginvestigasi efek dari kebijakan desentralisasi terhadap daya respon dan transparansi pemerintah daerah serta partisipasi publik, menggunakan data survei dari 177 kabupaten/ kota di Indonesia.[10] Dia lulus pada tahun 2005.
Karier
Dalam berbagai kesempatan, Anies Baswedan selalu mengatakan ada tiga hal yang ia jadikan pedoman dalam memilih karier. Apakah secara intelektual dapat tumbuh, apakah masih dapat menjalankan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, apakah mempunyai pengaruh sosial.[11]Peneliti Pusat Antar-Universitas Studi Ekonomi UGM
Selesai program Strata 1 (S1) di Fakultas Ekonomi UGM, Anies Baswedan sempat berkarier sebagai peneliti dan koordinator proyek di Pusat Antar-Universitas Studi Ekonomi UGM. Kariernya di sana tak berlangsung lama, sebab pada 1996 ia mendapatkan beasiswa program master ke Amerika Serikat.Manajer Riset IPC, Inc, Chicago
Selesai mengambil kuliah doktor pada 2004, karena tidak memiliki uang untuk kembali ke tanah air, Anies sempat bekerja sebagai manajer riset di IPC, Inc. Chicago, sebuah asosiasi perusahaan elektronik sedunia.Kemitraan Untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan
Ia kemudian bergabung dengan Kemitraan untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan sebuah lembaga non-profit yang berfokus pada reformasi birokrasi di beragam wilayah di Indonesia dengan menekankan kerjasama antara pemerintah dengan sektor sipil. Hal ini tentu saja tak lepas dari kepeduliannya terhadap demokrasi, otonomi daerah dan desentralisasi seperti tertuang dalam disertasi dan artikel-artikelnya di beragam jurnal dan media.Direktur Riset Indonesian Institute Center
Ia kemudian menjadi direktur riset The Indonesian Institute. Ini merupakan lembaga penelitian kebijakan publik yang didirikan pada Oktober 2004 oleh aktivis dan intelektual muda yang dinamis. Kariernya di The Indonesian Institute tentu tak lepas dari latar belakang pendidikannya di bidang kebijakan publik.[12]Rektor Universitas Paramadina
Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar
Gagasan ini sebenarnya berawal ketika Anies Baswedan masih menjadi mahasiswa UGM sekitar dekade 1990-an. Pada masa itu, ia bergaul dan belajar banyak dari seorang mantan rektor UGM periode 1986-1990: Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri (Pak Koes). Pada tahun 1950an, Pak Koes menginisiasi sebuah program bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM), yakni sebuah program untuk mengisi kekurangan guru SMA di daerah, khususnya di luar Jawa. Dalam beberapa kasus, PTM ini justru mendirikan SMA baru dan pertama di sebuah kota kabupaten. Pak Koes adalah inisiator sekaligus salah satu dari 8 orang yang menjadi angkatan pertama PTM ini. Beliau berangkat ke Kupang dan bekerja di sana selama beberapa tahun. Sepulangnya dari Kupang, ia mengajak serta 3 siswa paling cerdas untuk kuliah di UGM. Salah satunya adalah Adrianus Mooy yang di kemudian hari menjadi Gubernur Bank Indonesia. Cerita penuh nilai dari PTM inilah salah satu sumber inspirasi bagi Indonesia Mengajar.Peserta Konvensi Capres Partai Demokrat
Setelah bertahun-tahun bergelut dalam gerakan sosial, Anies Baswedan terpanggil untuk memasuki dunia politik. Ia diundang untuk terlibat mengurus negeri dengan mengikuti konvensi Demokrat pada 27 Agustus 2013. Anies menerima undangan tersebut dengan ikhtiar untuk ikut melunasi Janji Kemerdekaan.[15] Anies Baswedan bersama 11 orang lainnya; Ali Masykur Musa, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan, Hayono Isman, Irman Gusman, Marzuki Alie, Pramono Edhie Wibowo dan Sinyo Harry Sarundajang mengikuti Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat[16].Semangat melunasi janji kemerdekaan itulah yang merupakan misi Anies untuk negeri ini. Bagi Anies apa yang tercantum di Pembukaan UUD 1945 bukan sebuah cita-cita melainkan sebuah janji yang harus dilunasi. “Janji itu adalah melindungi, menyejahterakan, mencerdaskan, dan membuat keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya. Ia menilai janji-janji tersebut harus dilunasi oleh seluruh warga negara, termasuk dirinya. Ia meyakini konvensi ini sebagai sebuah panggilan tanggung jawab dan kehormatan. Ia mengatakan bahwa dirinya memilih untuk terlibat dan turun tangan melunasi janji kemerdekaan.[17]
Sikap Anies tersebut dinyatakan secara resmi dalam deklarasi Konvensi Partai Demokrat pada 15 September 2013 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut ia mendeklarasikan sebuah gagasan yang diberi judul “Indonesia Kita Semua”. Gagasan tersebut mengajak semua orang untuk ikut terlibat mengurus negeri, ikut turun tangan.[18] Gagasan ini ia buktikan dengan membuat Gerakan TurunTangan yang dalam setahun berhasil mengumpulkan lebih dari 30.000 relawan tanpa bayaran.[19]
Debat Konvensi
Sebagai bentuk kedewasaan politik, Anies yang bukan kader Demokrat, mengikuti seluruh rangkaian Konvensi sampai selesai. Beberapa rangkaian konvensi antara lain adalah Debat Bernegara Konvensi Partai Demokrat, yang diadakan antara lain di:- Debat Konvensi di Medan
Pada kesempatan ini Anies juga menorehkan sejarah politik bersih dengan didukung oleh relawan-relawan tanpa bayaran dan tidak mengotori kota dengan spanduk-spanduk. Relawan ini merupakan Relawan TurunTangan yang mendukung Anies untuk menjadi presiden. Anies terus melanjutkan tradisi ini sampai berakhirnya konvensi.[21]
- Debat Konvensi di Palembang
- Debat Konvensi di Bandung
- Debat Konvensi di Surabaya
Sebelum pelaksanaan debat, Anies juga meluncurkan strategi politiknya yang ia namakan dengan “Indonesia 1945”. Angka 1945 sendiri merupakan akronim dari 1 semangat, 9 pekerjaan, 4 janji kemerdekaan, dalam 5 tahun. Strategi politik itu adalah ikhtiar Anies untuk ikut melunasi janji kemerdekaan yang telah disusun oleh para pendiri republik ini.[25]
- Debat Konvensi di Bali
Selain soal kesehatan Anies juga menilai yang patut menjadi perhatian adalah sektor pariwisata. Anies mengusulkan agar kredit untuk usaha pariwisata dapat dipermudah sehingga dapat mengembangkan industri ini.[27]
- Debat Konvensi di Balikpapan
- Debat Konvensi di Bogor
- Debat Konvensi di Makassar
- Debat Konvensi di Ambon
- Debat Konvensi di Jakarta
Penggagas Gerakan TurunTangan
Anies Baswedan mendirikan Gerakan TurunTangan sebagai sebuah ikhtiar mengajak semua orang terlibat melunasi janji kemerdekaan. TurunTangan mengajak semua orang untuk ikut terlibat mengurus negeri ini dengan mendorong orang baik mengelola pemerintahan. Gerakan ini didirikan Anies pada Agustus 2013 dengan semangat gerakan kerelawanan tanpa bayaran. Sampai Juli 2014, relawan yang berhasil dikumpulkan sebanyak 35.000 lebih relawan.[32]TurunTangan banyak bergerak di kegiatan sosial politik. Gerakan ini mendorong anak-anak muda di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam gerakan politik. TurunTangan didukung oleh sebuah platform online yang beralamat di turuntangan.org. Ini adalah platform pertama berbasis gerakan relawan. Platform ini membantu relawan mencari, mengumpulkan, dan menggerakkan para sukarelawan di lokasi di seluruh Indonesia atau berdasarkan keahlian masing-masing. Sistem pengelolaan relawan ini juga didukung melalui e-mail dan SMS untuk mengundang para sukarelawan aktif dalam pelatihan sukarelawan di berbagai daerah.[33]
Berbeda dengan gerakan lain, TurunTangan tak hanya sekadar mendorong Anies namun juga menciptakan sebuah politik yang sehat. Dalam kampanye pilpres misalnya TurunTangan terus mendorong agar masyarakat kritis dalam menyikapi pilihan yang ada. Gerakan ini juga mendorong agar kampanye dilakukan secara sehat tanpa ada kampanye hitam. Hal ini misalnya dilakukan oleh TurunTangan wilayah Bandung yang mengajak para simpatisan capres-cawapres di Pilpres 2014 melakukan kampanye sehat.[34]
Juru Bicara Pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Jusuf Kalla (JK)
Komitmen Anies Baswedan untuk ikut turun tangan mendorong orang-orang baik ia lanjutkan dengan membantu pasangan capres-cawapres Jokowi-JK dalam pilpres 2014. Anies membantu pasangan nomor urut dua dalam Pilpres 2014 ini dengan menjadi juru bicara pasangan tersebut.Jokowi mengungkapkan bahwa kehadiran Anies sangat penting dalam tim pemenangannya. Oleh sebab itu ia meminta bantuan Anies untuk bergabung dengan timnya. Bagi Jokowi, Anies adalah sosok muda yang inspiratif dan dekat dengan kaum muda. [35] Karena alasan tersebut Mantan Walikota Solo ini meminta Anies untuk membantu dirinya dan JK dengan menjadi Juru Bicaranya.
Anies sendiri menyatakan alasannya mendukung Jokowi-JK dengan berperan menjadi juru bicara pasangan tersebut dengan menginformasikan keputusannya pada ribuan relawan pendukungnya. Anies menginformasikan pilihannya mendukung Jokowi-JK dengan mengirimkan sebuah e-mail berjudul “Pilihan Saya”.[36]
Dalam email tersebut Anies menyatakan bahwa pasangan Jokowi-JK yang paling mungkin menghadirkan terobosan. Baginya Jokowi adalah sosok muda yang bisa melakukan terobosan. Sementara itu JK ia kenal sebagai tokoh senior yang memiliki rekam jejak terobosan dalam karya-karyanya.[37]
Pada 22 Juli 2014, KPU merilis hasil rekapitulasi suara dan menetapkan Jokowi-JK sebagai pemenang pemilu. Jokowi-JK meraih 53,15% suara, mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta yang meraup 46,85% suara.[38] Setelah kemenangan Jokowi-JK, Anies Baswedan dipercaya oleh pasangan tersebut untuk menjadi Staf Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK.
Staf Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK
Pasca dinyatakan memenangkan pemilu presiden oleh KPU pada 22 Juli 2014. Pasangan Jokowi-JK meminta Anies untuk menjadi salah satu staf deputi Rumah Transisi Jokowi-JK. Rumah transisi tersebut ditujukan untuk menyiapkan kabinet sebelum pengangkatan resmi Jokowi-JK sebagai capres dan cawapres.Anies menjadi staf deputi bersama Wakil Sekjen PDIP Hasto Kristianto, Sekretaris Tim Pemenangan I Andi Widjajanto, dan Sekretaris Tim Pemenangan II Fasial Akbar. Staf deputi ini diketuai oleh Rini M. Soemarno yang merupakan Menperindah era pemerintahan Presiden Megawati.[39]
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2014-2019)
Sepak terjang Anies Baswedan di bidang pendidikan membuatnya diberi amanat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Kerja Jokowi-JK periode 2014-2019. Anies merupakan salah satu menteri yang datang dari kalangan profesional di Kabinet Kerja.[40]Anies menilai bahwa pendidikan adalah kunci peningkatan kualitas manusia. Ia merasa peningkatan kualitas pendidikan akan terjadi dengan meningkatkan kualitas guru. Menurutnya pendidikan adalah interaksi antar manusia di mana peran guru menjadi begitu sentral. Peningkatan kualitas guru adalah salah satu hal yang ingin ia lakukan selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Pemikiran
Melunasi Janji Kemerdekaan
Dalam perspektif Anies Baswedan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 negara ini tak hanya sedang bercita-cita, melainkan sedang berjanji. Menurutnya Republik ini dibangun dengan ikatan janji, ia menyebutnya Janji Kemerdekaan. Janji kemerdekaan itu diantaranya janji perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan dan peran global pada setiap anak bangsa. Menurutnya masih banyak masyarakat yang belum dilunasi janji kemerdekaannya. Baginya pelunasan janji itu tidak hanya tanggung jawab konstitusional negara dan pemerintah, melainkan tanggung jawab moral setiap anak bangsa yang telah mendapat pelunasan janji yakni telah terlindungi, tersejahterakan, dan tercerdaskan.[41] Untuk melunasi janji kemerdekaan tersebut, maka Anies Baswedan memiliki beberapa pemikiran dan inisiatif yang ia wujudkan dengan beberapa pihak yang bersama-sama bersedia turun tangan.Tenun Kebangsaan
Salah satu janji kemerdekaan yang banyak mendapat perhatian saat ini adalah soal janji perlindungan untuk setiap warga negara. Hal ini terkait dengan beberapa tindakan yang mendiskriminasikan minoritas. Menurut Anies Baswedan Republik ini dirancang untuk melindungi setiap warga negara. Ia mengilustrasikan Republik ini sebagai sebuah tenun kebangsaan yang dirajut dari kebhinekaan suku, adat, agama, keyakinan, bahasa, geografis yang sangat unik. Kekerasan atas nama apapun akan merusak tenun tersebut. Dalam soal perlindungan terhadap warga negara atas kekerasan yang kerap terjadi menurut Anies Baswedan harus dilihat sebagai warga negara menyerang warga negara lainnya, terjadi bukan soal mayoritas lawan minoritas. Menurutnya negara tidak bisa mengatur perasaan, pikiran, ataupun keyakinan warga negaranya. Namun, negara sangat bisa mengatur cara mengekspresikannya. Dialog antar pemikiran setajam apapun boleh, namun begitu berubah jadi kekerasan maka pelakunya berhadapan dengan negara dan hukum.[42]Pendidikan Sebagai Eskalator Ekonomi
Janji kemerdekaan untuk pencerdasan warga negara diwujudkan Anies dalam beberapa inisiatif. Menurut Anies Baswedan selama empat atau lima dekade terakhir, pendidikan menjadi eskalator sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Ia mencontohkan, kelas menengah atas Indonesia saat ini adalah kelas menengah ke bawah dulunya. Karena pendidikan khususnya pendidikan tinggi-lah status sosial ekonomi dapat naik. Berbeda dengan beberapa dekade lalu, kini eskalator ini tidak bisa lagi dinaiki semua orang karena tingginya biaya pendidikan dan akses pendidikan yang terbatas. Untuk mengatasi maslaha tersebut, Anies Baswedan menelurkan beberapa insiatif pendidikan yang menciptakan perubahan positif di masyarakat.[43]Indonesia Mengajar
- Indonesia Mengajar didasari oleh salah satu janji kemerdekaan negara ini dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Banyak masyarakat di daerah yang belum dapat menikmati janji tersebut. Salah satu permasalahan terbesar pendidikan di daerah yakni distribusi guru yang tidak merata.
- Indonesia Mengajar mengirimkan memiliki dua tujuan utama. Pertama adalah mengirim anak-anak muda terbaik bangsa yang disebut sebagai Pengajar Muda (PM) untuk mengajar selama satu tahun di Sekolah Dasar di desa-desa terpencil di penjuru negeri. Tak hanya mengajar para PM juga berinteraksi langsung dengan pemangku kepentingan di daerah dan masyarakat.
- Kedua, menciptakan calon pemimpin yang memiliki pemahaman akar rumput dan kompetensi global. Dengan bekal pendidikan dan organisasi yang dimiliki oleh para PM ditambah interaksinya dengan masyarakat akar rumput selama satu tahun membuat PM memberikan pengalaman kepemimpinan nyata dan pemahaman empatik yang tinggi bagi yang melaluinya. Dimulai pada tahun 2010 kini Indonesia Mengajar telah memberangkatkan lebih dari 200 PM ke 17 kabupaten yang tersebar dari barat sampai timur Indonesia. [44]
Indonesia Menyala
- Program Indonesia Menyala berawal dari hasil pengamatan sejumlah Pengajar Muda sejak mereka ditempatkan pada November 2010. Mereka melihat bahwa mayoritas anak didik mereka kekurangan bahan bacaan yang bermutu. Melihat kebutuhan tersebut dan kesadaran atas pentingnya buku untuk teman-teman di pelosok, maka program Indonesia Menyala diluncurkan pada 15 April 2011.
- Indonesia Menyala membentuk perpustakaan-perpustakaan yang bertempat di wilayah penempatan Pengajar Muda. Perpustakaan Indonesia Menyala terdiri dari dua bentuk yakni perpustakaan tetap dan perpustakaan berputar. Perpustakaan tetap yaitu perpustakaan yang berisikan buku yang hanya digunakan di satu sekolah penempatan. Sedangkan, perpustakaan berputar, berbentuk sebuah tas yang dibawa keliling oleh Pengajar Muda untuk dibaca oleh masyarakat sekitar. Indonesia Menyala menghilangkan sekat besar akses terhadap bacaan yang terbatas pada masyarakat masyarakat pedesaan di Indonesia, sehingga semakin meneguhkan bahwa pendidikan adalah hak yang harus diterima setiap masyarakat. [45]
Kelas Inspirasi
- Kelas Inspirasi mengundang para profesional yang sukses karena pendidikan untuk turun tangan berbagi cerita dan pengalaman kerja selama satu hari di hari yang disebut dengan Hari Inspirasi. Tujuan Kelas Inspirasi ada dua yaitu menjadi wahana bagi sekolah dan siswa untuk belajar dari para profesional, serta agar para profesional, khususnya kelas menengah secara lebih luas dapat belajar mengenai kenyataan dan fakta mengenai kondisi pendidikan kita.
- Dengan Kelas Inspirasi diharapkan terjalin relasi yang dapat terus menerus sekolah dan kelas menengah pelihara. Hal ini sebagai wujud jendela komunikasi antara profesional sebagai kelas menengah dan dunia pendidikan di SD negeri sebagai salah satu area yang perlu diadvokasi dan dikembangkan terus menerus. Sehingga dengan itu diharapkan mampu mendorong kalangan profesional untuk berperan aktif dalam pendidikan melalui kegiatan serupa. [46]
Kualitas Manusia Indonesia
Salah satu janji kemerdekaan adalah janji kesejahteraan. Menurut Anies Baswedan titik berangkat kesejahteraan bukan seperti dalam perspektif lama yakni Sumber Daya Alam (SDA), titik berangkatnya adalah kesadaran bahwa garda terdepan untuk meraih kemenangan adalah kualitas manusia. Ia menggunakan istilah kualitas manusia bukan kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut dikarenakan karena manusia Indonesia tidak boleh dipandang semata-mata sebagai sumber daya. Kualitas manusia ini hanya bisa diraih lewat pendidikan yang berkualitas. Pendidikan berkualitas itu sebab utamanya bukan karena gedung, buku, kurikulum atau bahasa yang berkualitas. [47] Untuk mendorong hal tersebut menurutnya kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang menggerakkan manusia Indonesia. Kepemimpinan yang menginspirasi, bukan mendikte. Kepemimpinan yang bersifat patron-client tidak lagi cocok untuk kondisi Indonesia saat ini. Yang lebih cocok menurut Anies adalah kepemimpinan yang mampu membuat orang bergerak, turun tangan dan berkontribusi untuk menyelesaikan masalah. [48]Gerakan Anti Korupsi
- Yang juga menjadi perhatian Anies Baswedan soal belum terlunasinya janji kesejahteraan adalah praktek korupsi di Indonesia. Ia beberapa kali bergabung menjadi aktivis anti korupsi atas undangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). [12]
Tim 8 KPK
- Pada 2010 Anies Baswedan tergabung dalam Tim Verifikasi Fakta dan Hukum atau dikenal dengan Tim 8 yang diketuai Adnan Buyung Nasution untuk meneliti kasus dugaan kriminalisasi terhadap Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah. Nama kedua pemimpin Komisi ini ramai dikaitkan dalam perseteruan Kepolisian versus KPK – yang populer dengan sebutan “Cicak versus Buaya” – ketika itu.
Ketua Komite Etik KPK
- Februari 2013 Anies Baswedan diminta oleh KPK untuk memimpin Komite Etik KPK – tim ad hoc bentukan pemimpin antirasuah itu. Tugas Komite ini adalah memeriksa ihwal bocornya surat perintah penyidikan (sprindik) kasus korupsi proyek Hambalang atas nama tersangka Anas Urbaningrum.[49]
Pemahaman Akar Rumput dan Kompetensi Global
Salah satu janji kemerdekaan adalah janji berperan dalam tingkat global. Menurut Anies Baswedan dahulu pada saat Sumpah Pemuda misalnya seorang Jawa atau Sunda menjadi Indonesia tanpa kehilangan Jawa atau Sundanya, sekarang kesadaran seperti itu adalah bahwa kita juga warga dunia. Menurutnya kesadaran yang saat ini diperlukan adalah kesadaran melampaui Indonesia (beyond Indonesia). Kepada para mahasiswa Anies sering mengatakan kompetitor mereka bukan lagi dari Universitas yang berada di negeri ini. Kompetitor mahasiswa itu adalah lulusan Melbourne, AS, Tokyo, dan lain-lain yang memiliki kemampuan bahasa, ilmu pengetahuan, dan jaringan internasional.[12] Menurutnya yang penting untuk dimiliki saat ini adalah kompetensi yang bersifat global dan pemahaman akan permasalahan akar rumput yang nyata terjadi di masyarakat. Istilah yang kerap ia kemukakan adalah grass roots understanding and world class competence (pemahaman akar rumput dan kompetensi tingkat dunia). [12]Penghargaan
Nasional
Harian Rakyat Merdeka menganugerahkan The Golden Awards pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) harian ini yang ke 14 pada Juni 2013. Anies dipilih atas inspirasinya di bidang pendidikan melalui Gerakan Indonesia Mengajar. Selain Anies tokoh yang mendapatkan penghargaan ini adalah Johan Budi SP (Juru Bicara KPK) dan Ignasius Jonan (Dirut PT KAI).[50] Pada Agustus 2013, Anies Baswedan mendapatkan Anugerah Integritas Nasional dari Komunitas Pengusaha Antisuap (Kupas) serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Penilaian ini didasari atas survey yang dilakukan pada 2012 tentang persepsi masyarakat terhadap sejumlah tokoh nasional. Anies terpilih bersama beberapa tokoh lain seperti Komaruddin Hidayat, Abraham Samad, serta Mahfud MD. Menurut Ketua Kupas Ai Mulyadi Mamoer, mereka yang terpilih adalah mereka yang jujur, bertanggungjawab, visioner, disiplin, bisa bekerja sama, adil dan peduli.[51] Dompet Dhuafa memberikan penghargaan Dompet Dhuafa Award 2013 kepada Anies Baswedan pada Juli 2013. Penghargaan ini diberikan kepada tokoh-tokoh yang dinilai telah memberikan inspirasi kebajikan bagi masyarakat dan berkontribusi bagi bangsa. Anies Baswedan menerima penghargaan kategori pendidikan. Ia dipilih karena usahanya melunasi janji kemerdekaan di bidang pendidikan melalui Gerakan Indonesia Mengajar. Selain Anies Baswedan beberapa tokoh menerima penghargaan ini antara lain, Jusuf Kalla (Mantan Wakil Presiden), Warsito Purwo (Ketua Umum Masyarakat dan Ilmuwan Teknologi Indonesia), serta Irma Suryati (penggerak kaum difabel).[52] Anies Baswedan juga menerima penghargaan Tokoh Inspiratif dalam Anugerah Hari Sastra Indonesia. Penghargaan ini diberikan pada saat perayaan Hari Sastra Nasional pada 3 Juli 2013 di Balai Budaya Pusat Bahasa, Rawamangun, Jakarta. Anies mendapat penghargaan kategori tokoh inspiratif. Anies dirasa memiliki track record serta kepedulian dalam memperjuangkan kemajuan untuk Indonesia.[53]Internasional
- Gerald Maryanov Award
- 100 Intelektual Publik Dunia
- Young Global Leaders
- 20 Tokoh Pembawa Perubahan Dunia
- PASIAD Education Award
- Nakasone Yasuhiro Award
- 500 Muslim Berpengaruh di Dunia
Kehidupan pribadi
Anies menikah dengan Fery Farhati Ganis, seorang sarjana psikologi dari Universitas Gadjah Mada pada tanggal 11 Mei 1996. Fery mendapat gelar magisternya dalam bidang parenting education dari Northern Illinois University. Pasangan ini dikaruniai empat orang anak: Mutiara Annisa, Mikail Azizi, Kaisar Hakam dan Ismail Hakim. [1]
Galeri
-
Anies Baswedan saat presentasi Indonesia Mengajar
-
Referensi
- ^ a b www.femina-online.com. Anies Baswedan Intelektual Indonesia Kelas Dunia (bag. 1-6). (diakses 25 April 2010)
- ^ "Anies Baswedan berbagi inspirasi". BBC Indonesia, 11 Maret 2013. Diakses 5 Mei 2014.
- ^ a b Profil Anies Baswedan, "Intelektual Muda Bertalenta Pemimpin". tokohindonesia.com, diakses 5 Mei 2014.
- ^ "SUKSESNYA BERAWAL DARI HUMAS OSIS". harianhaluan.com, 21 Februari 2011. Diakses 5 Mei 2014.
- ^ a b c d e Biodata Anies Baswedan di situs resminya, aniesbaswedan.com. Diakses 5 Mei 2014.
- ^ Dikutip dari bagian ke-7, "FAQ" di afsjogja.org (situs resmi AFS untuk wilayah Yogyakarta), diakses 5 Mei 2014.
- ^ a b c Ahmad Rizky Mardhatillah Umar, 15 April 2014. "Gerakan Mahasiswa Bulaksumur: Evolusi dan Transformasi Organisasi Mahasiswa di UGM (1955-2014)". flp.ugm.org, diakses 6 Mei 2014.
- ^ Chozin Amirullah, 5 Mei 2014. "Anies Baswedan JIL?". relawan.turuntangan.org, diakses 6 Mei 2014.
- ^ Diungkapkan Anies Baswedan dalam acara Nostalgia TV One, 4 Mei 2011 Nostalgia TV One: Anies Baswedan (4 Mei 2011). Diakses 20 Agustus 2013.
- ^ a b Curriculum vitae Anies Baswedan di turuntangan.org, diakses 6 Mei 2014.
- ^ a b c d e f Suwarto, Sogol Hadi. 2013. Most Inspiring People. Yogyakarta: Narasi. Hal. 115.
- ^ a b c d e Kompas, 28 Oktober 2009. Kesadaran Melampaui Indonesia
- ^ Kompas, 21 Juni 2009. Kesantunan Anies R Baswedan. (diakses 24 April 2010)
- ^ www.thejakartapost.com. Anies R. Baswedan: Young nationalist with a global view. (diakses 26 April 2010)
- ^ aniesbaswedan.com - Q & A: Anies Baswedan Capres 2014 . Diakses 4 Agustus, 2014
- ^ Artikel:"Partai Demokrat Gelar Uji Publik Capres Peserta Konvensi" di Tempo.co
- ^ 27 Agustus 2013, Alasan Anies Baswedan Ikut Konvensi Demokrat tempo.co diakses 4 Agustus, 2014
- ^ Anies Baswedan - Indonesia Kita Semua: di Balik Layar Deklarasi Konvensi Demokrat. Youtube.com
- ^ turuntangan.org
- ^ 23 Januari 2014, Anies Baswedan: Relokasi Kantor BUMN ke Daerah , Gatra.com, diakses 4 Agustus 2014
- ^ 22 Januari 2014, Tanpa Spanduk, Anies Baswedan Galang Ratusan Relawan di Medan, tribunnews.com, diakses 4 Agustus 2014
- ^ 26 Januari 2014 "Anies Baswedan Usul Program Pemerataan Ekonomi Sampai ke Desa". tribunnews.com. Diakses 4 Agustus 2014
- ^ 5 Februari 2014. Kepemimpinan Ala Main Angklung Anies Baswedan. republika.co.id. Diakses 4 Agustus 2014
- ^ 13 Februari 2014. Anies Baswedan: Program TV Tidak Mendidik, Apa Sponsor Juga Ingin Anak-anaknya Menonton? Tribunnews.com. Diakses 4 Agustus 2014.
- ^ 13 Februari 2014. Debat capres, Anies Baswedan luncurkan strategi Indonesia 1945. Merdeka.com. Diakses 4 Agustus 2014.
- ^ 18 Februari 2014. Debat Konvensi, Anies Baswedan Fokus Pada Kesehatan Masyarakat Bali. tribunnews.com. Diakses 4 Agustus 2014
- ^ 18 Februari 2014. Anies Baswedan: Permudah Kredit Aktivitas Pariwisata. republika.co.id. Diakses 4 Agustus 2014.
- ^ 22 Februari 2014. Debat Konvensi, Anies Lontarkan Tiga Gagasan untuk Perbatasan. tribunnews.com. Diakses 4 Agustus 2014
- ^ 6 Maret 2014. Anies Baswedan Ingin Reformasi Lembaga Kepolisian. tribunnews.com. Diakses 4 Agustus 2014
- ^ 12 Maret 2014. Empat Program Anies Baswedan Untuk Maluku. Gatra.com. Diakses 4 Agustus 2014.
- ^ 28 April 2014. Anies : PD Torehkan Sejarah Baru Berdemokrasi. Suarasurabaya.net. Diakses 4 Agustus 2014.
- ^ 4 Desember 2013. Terus Sosialisasi, Relawan Anies Baswedan Capai Ribuan. tribunnews.com. Diakses 4 Agustus 2014.
- ^ 12 Februari 2014. Anies Baswedan Luncurkan Situs Sukarelawan. Tempo.co. Diakses 4 Agustus 2014.
- ^ 23 Juni 2014. TurunTangan Bandung Mengajak para Pendukung Capres-Cawapres untuk Berkampanye Sehat. tribunnews.com. 4 Agustus 2014.
- ^ 27 Mei 2014. Ini Alasan Jokowi Minta Anies Baswedan Masuk Tim Suksesnya. kompas.com. Diakses 4 Agustus 2014.
- ^ 22 Mei 2014. Pilpres 2014: Pilihan Saya.. aniesbaswedan.com. Diakses 4 Agustus 2014.
- ^ 22 Mei 2014. Anies Baswedan Ungkap Alasan Memilih Jokowi-JK. metrotvnews.com. Diakses 4 Agustus 2014.
- ^ 22 Juli 2014. Jokowi-JK Menang Pilpres 2014. Republika.co.id. Diakses 4 Agustus 2014.
- ^ 4 Agustus 2014. Kepala Staf Kantor Transisi Jokowi-JK: Kami Menyiapkan Talent Menteri. detik.com. Diakses 4 Agustus 2014.
- ^ 26 Oktober 2014. Anies Baswedan: Menteri Kebudayaan dan Dikdasmen, viva.co.id (diakses Oktober 26, 2014)
- ^ Janji Kemerdekaan. Harian Kompas, 15 Agustus 2011. Hal. 6.
- ^ Ini Soal Tenun Kebangsaan. Harian Kompas, 11 September 2012. Hal. 6.
- ^ Universitas Merupakan Eskalator Sosial Ekonomi. Harian Kompas, 25 April 2011. Hal. 20.
- ^ www.indonesiamengajar.org Tentang Indonesia Mengajar. (diakses 20 Agustus 2013)
- ^ www.indonesiamengajar.org Tentang Indonesia Menyala. (diakses 20 Agustus 2013)
- ^ www.kelasinspirasi.org Kelas Inspirasi: Berbagi Lewat Profesi. (diakses 20 Agustus 2013)
- ^ Orasi Kebangsaan Milad ke 66 Keluarga Besar – Pelajar Islam Indonesia, Yogyakarta, 4-5 Mei 2013 Kepemimpinan Indonesia, Kepemimpinan Menggerakkan. (diakses 20 Agustus 2013)
- ^ Kesederhanaan, Keteladanan Yang Menggerakkan. Majalah Tempo, 18 Agustus 2013. Hal. 110.
- ^ Pelanggar Etika Tak Pantas Berada di KPK. Majalah 'Tempo', 31 Maret 2013. Hal 125.
- ^ Penghargaan dari Rakyat Merdeka. (diakses 20 Agustus 2013)
- ^ Joko Widodo dll. Majalah Tempo, 5 Agustus 2013. Hal. 10.
- ^ www.dakwatuna.com Dompet Dhuafa Award 2013. (diakses 20 Agustus 2013)
- ^ Anugrah Hari Sastra Indonesia. (diakses 22 Agustus 2013)
- ^ Situs Internationalising Higher Education British Council. (diakses 22 Agustus 2013)
- ^ Hizmet News Portal D-8’s Alam calls on everyone to support Turkish schools. (diakses 22 Agustus 2013)
- ^ Detik News Anies Baswedan Raih Nakasone Award dari Jepang. (diakses 22 Agustus 2013)
Pranala luar
- Situs web resmi Anies Baswedan
- (Profil) Anies Baswedan di Twitter
Didahului oleh: Mohammad Nuh |
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 27 Oktober 2014 - Sekarang |
Diteruskan oleh: Petahana |
Didahului oleh: Nurcholish Madjid |
Rektor Universitas Paramadina 2007 - kini |
Diteruskan oleh: Petahana |
|
0 komentar:
Posting Komentar
jika ada yang kurang jelas langsung ajha tanya ke mimin ya.,.,., :) my fb tama ashter soko-tuban